12 Juli 2009

Kenali kanker serviks sejak dini


Pencegahan kanker serviks dapat dilakukan dengan perilaku seksual sehat dan skrining teratur. Mengingat kanker serviks disebabkan oleh virus human papilloma yang dapat ditularkan melalui hubungan seksual, maka skrining sebaiknya dilakukan oleh semua perempuan yang telah melakukan hubungan seksual.

Berbagai pemeriksaan telah dikembangkan untuk mendeteksi dini kanker serviks, diharapkan lesi ditemukan masih pada derajat prakanker. Lesi prakanker yang terdeteksi dengan skrining dapat diobati sempurna sehingga akan mencegah perkembangannya menjadi kanker.
  • Pap Smear, cara skrining ini adalah yang paling sering digunakan. Pada pemeriksaan ini dokter akan mengambil apusan serviks dengan sikat yang sangat halus. Alat tersebut kemudian dioleskan ke sebuah kaca dan diperiksa dengan mikroskop untuk mencari adanya sel ganas atau sel yang diperkirakan akan dapat berubah menjadi ganas. Pemeriksaan jangan dilakukan saat menstruasi karena adanya darah akan mempersulit deteksi sel ganas. Saat ini terdapat metode pemeriksaan sediaan pap smear dengan sistem media cairan yang disebut Thin Prep. Sedangkan yang menggunakan sistem interaktif komputer disebut PapNet.

  • Liquid based cytology/Thin prep, cara ini pengambilan sampelnya sama dengan pap smear namun bedanya sikat halus dicelupkan ke dalam tabung kecil berisi cairan pengawet. Tabung ini akan diputar dengan kecepatan tinggi sehingga sel akan terpisah dari materi lain yang tidak diperlukan. Sel inilah yang nantinya akan diperiksa di bawah mikroskop. Sensitivitas Thin prep lebih tinggi dibandingkan dengan Pap Smear.

  • DNA HPV, pemeriksaan DNA HPV ini mampu mendeteksi infeksi HPV risiko tinggi, namun tidak mampu mendeteksi kelainan sel prakanker. Bila ditemukan infeksi HPV risiko tinggi, tidak berarti orang tersebut menderita kanker serviks. Tetapi penemuan HPV risiko tinggi merupakan indikasi perlunya dilakukan pengawasan ketat dan pemeriksaan pap smear untuk memastikan adanya kelainan sel serviks.

  • Pemeriksaan dengan asam asetat, ini hanya membutuhkan asam asetat (cuka) dengan konsentrasi 5 %. Sel serviks yang mengalami perubahan ke arah ganas akan menunjukkan warna yang berbeda saat diberi asam asetat. Bila terjadi perubahan warna yang demikian, petugas kesehatan dapat langsung mengambil tindakan untuk mendiagnosis dan mengatasinya. Metode dengan pemeriksaan ini awalnya diperuntukkan untuk negara dengan sumber daya rendah ini dimana tenaga pemeriksa pap smear masih minim dan akses ke pusat kesehatan yang memiliki fasilitas pemeriksaan pap smear terbatas. bahkan di daerah yang terpencil, pemeriksaan ini dapat dilakukan oleh bidan yang sudah dilatih.
Sumber : Majalah Anakku edisi khusus

0 komentar: